Pada kendaraan bermotor, baik mobil
ataupun sepeda motor, dipasang sistem alat yang berfungsi untuk meredam
kejutan. Sistem alat ini dinamakan shockabsorber, yang kebanyakan orang
menyebutnya shockbreaker. Salah satu komponen shocksabsorber adalah
pegas (pir spiral). Coba Anda bayangkan apabila kendaraan Anda tidak
menggunakan shockabsorber. Pasti Anda akan cepat leiah dan tidak
menyenangkan ketika berkendara. Pada saat berkendaraan meiewati jalan
berlubang, berat kendaraan dan pengendara akan menekan pegas sehingga
termampatkan. Pegas akan kembali ke bentuk semula pada jalan rata.
Dengan demikian, pengendara hanya merasakan sedikit kejutan. Mengapa
pegas tersebut dapat kembali ke bentuk semula? Apa manfaat pegas pada
produk teknologi lainnya? Simak dan pelajari artikel ini dengan saksama.

Terdapat macam macam bentuk elastisitas,
yaitu elastisitas zat padat, elastisitas pada pegas, dan energy
potensial pegas. Dibawah ini adalah penjelasan dari masing masing bentuk
dari elastisitas dan Contoh soal beserta cara penyelesaiannya.
Elastisitas Zat Padat
Elastisitas adalah sifat suatu benda
untuk kembali ke bentuk awal segera setelah gaya yang mengenai benda
tersebut dihilangkan. Benda yang dapat kembali ke bentuk semula setelah
gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda elastis. Ketika Anda
menarik pegas hingga bertambah panjang, pegas akan segera kembali ke
ukuran semula setelah gaya tarik tersebut dihilangkan. Sebaliknya, benda
yang tidak dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang mengenainya
dihilangkan disebut benda plastis. Contoh benda plastis antara lain
plastisin, lumpur, dan tanah liat. Besaran-besaran yang berhubungan
dengan sifat elastisitas benda antara lain sebagai berikut.
a. Tegangan (δ)
Tegangan adalah besamya gaya yang
bekerja pada suatu benda pada luas penampang tertentu. Secara matematis,
tegangan dirumuskan sebagai berikut.

b. Regangan (e)
Regangan adalah perubahan relatif ukuran
benda yang mengalami tegangan. Regangan dihitung dengan cara
membanding- kan pertambahan panjang suatu benda terhadap panjang
awalnya. Secara matematis, regangan dirumuskan sebagai berikut.

c. Modulus Elastisits (Modulus Young)
Modulus Young adalah besamya gaya yang
bekerja pada luas penampang tertentu untuk meregangkan benda. Dengan
kata lain, mddulus Young merupakan perbandingan antara tegangan dan
regangan pada benda. Nilai modulus Young menunjukkan tingkat elastisitas
suatu benda. Semakin besar nilai modulus Young, semakin besar pula
tegangan yang diperlukan untuk meregangkan benda. Modulus Young
dirumuskan sebagai berikut.

d. Batas Elastis
Sifat elastisitas benda memiliki batas
sampai pada suatu besar gaya tertentu. Apabila gaya yang diberikan lebih
kecil daripada batas elastisitas, benda akan kembali ke bentuk semula
ketika gayp tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang
diberikan lebih besar daripada batas elastisitas benda, benda tidak
dapat kembali ke bentuk sem,ula. Benda secara permanen berubah bentuk.
Elastisitas pada Pegas
Pegas merupakan benda elastis karena
dapat kembali ke bentuk semula ketika gaya pada pegas dihilangkan. Gaya
yang dapat menggerakkan benda kembali ke bentuk semula disebut gaya
pemulih.
a. Hukum Hooke
Pada tahun 1678, Robert Hooke menyatakan
apabila pegas ditarik dengan suatu gaya tanpa melampaui batas
elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang sebanding
dengan simpangan benda dari titik seimbangnya tetapi arahnya berlawanan
dengan arah gerak benda. Pernyataan ini dikenal dengan hukum Hooke.
Secara matematis, hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut.

Tanda negatif pada hukum Hooke bermakna
bahwa gaya pemulih pada pegas selalu berlawanan dengan arah simpangan
pegas. Tetapan pegas (k) menyatakan ukuran kekakuan pegas. Pegas yang
kaku memiliki nilai k yang besar, sedangkan pegas lunak memiliki k
kecil.
b. Tetapan Gaya pada Benda Elastis
Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa modulus Young dirumuskan sebagai berikut.

Dari persamaan di atas, besarnya gaya yang bekerja pada benda dapat ditulis sebagai berikut.

Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya
pemulih pada pegas sebesar F =-k ∆x atau F = -k ∆ℓ Dengan demikian,
konstanta gaya pada benda elastis dapat dirumuskan sebagai berikut.

c. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas
Sebuah pegas yang diberi gaya akan
mengalami pertambahan panjang sesuai gaya yang diberikan padanya.
Bagaimana jika pegas yang diberi gaya’berupa susunan pegas (lebih dari
satu)? Berbagai macam susunan pegas antara lain sebagai berikut.
Susunan Seri pegas

Pertambahan panjang pegas yang disusun
seri merupakan jumlah pertambahan panjang kedua pegas. Jadi, tetapan
pegas yang disusun seri dihitung:

Jadi, ketetapan pegas yang disusun seri dihitung:

susunan parallel pegas
Gaya mg digunakan untuk menarik kedua pegas sehingga pertambahan panjang kedua pegas sama.

Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas merupakan
kemampuan pegas untuk kembali ke bentuksemula. Berdasarkan hukum Hooke,
besarnya gaya pemulih sebanding dengan simpangan benda. Hukum Hooke
dapat dinyatakan dengan grafik seperti di samping.
Grafik F-∆x tersebut menunjukkan bahwa
daerah yang diarsir merupakan usaha yang dilakukan untuk menarik pegas
atau besarnya energi potensial pegas untuk kembali ke bentuk semula.
Besarnya energi potensial pegas dihitung dengan langkah sebagai berikut.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar