Selamat membaca....!!!!
belajar fisika......!!!!
Hari ke 16
Rabu, 25 Agustus 2016
Hari ini saya dan teman teman berangkat
kulia siang dan kamipun harus berjalan dibawah terik matahari yang sangat panas
sekali. Meskipun harus bejalan kaki di atas terik matahari yang panasnya sangat
dasyat kami trus melangkah dengan penuh semangat, di tengah perjalanan kami
berjumpa seekor burung yang terbang dari suatu tempat ketempat yang lain,
burungnya cantik sekali. Dari kejadian itu saya menyimpulkan bahwa ada hubungan
antara burung yang terbang dengan ilmu fisika.
Atraksi terbang burung-burung di udara
ini ternyata melibatkan ilmu fisika. Ada empat jenis gaya yang terlibat dalam
atraksi udara tertua ini.
Drag force, yaitu gaya hambat udara.
Gaya ini berasal dari tumbukan
molekul-molekul udara dengan tubuh burung. Arah gaya ini selalu berlawanan
dengan arah gerak burung, sedangkan besar gaya ini sangat tergantung pada luas
permukaan burung dan kecepatan burung.
Semakin luas permukaan burung, semakin
besar gaya hambatnya. Semakin cepat burung bergerak, semakin besar pula gaya
hambatnya ini. Suatu ilustrasi yang dapat menggambarkan drag-force (hambatan)
udara ini adalah hambatan yang dirasakan saat kita berjalan melawan arah angin
yang kencang. Hambatan ini semakin terasa besar ketika kita membuka lengan kita
lebar-lebar (memperluas permukaan tubuh kita) atau ketika kita bergerak lebih
cepat.
Lift force (gaya angkat) merupakan
gaya yang mengangkat burung ke atas. Ada dua hal yang dapat menimbulkan gaya
angkat ini: kepakan sayap dan aliran udara yang lewat sayap.
Ketika burung mengepakkan sayap ke
bawah, burung menekan udara ke bawah, akibatnya udara akan menekan balik dan
mendorong burung ke atas (hukum aksi-reaksi). Semakin cepat kepakan sayap,
semakin besar gaya ke atasnya. Itu sebabnya burung merpati yang hendak terbang
akan mengepakkan sayapnya secara cepat.
Burung yang berat seperti kori bustard
dari Afrika tentu harus mempunyai otot dada yang kuat sehingga mampu
mengepakkan sayap lebih cepat untuk mengangkat tubuhnya yang gembrot itu (19
kg). (Karena ototnya keras, daging kori bustard keras.... kurang enak dimakan).
Pada gambar 2 digambarkan aliran udara
ketika melewati sayap. Udara yang mengalir lewat bagian atas sayap akan
bergerak lebih cepat karena udara ini harus menempuh lintasan yang lebih jauh.
Akibatnya, tekanan di bagian ini lebih
kecil dibandingkan dengan tekanan udara di bawah sayap. Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya angkat pada burung. Semakin melengkung (semakin aerodinamis)
sayap, semakin besar gaya angkatnya.
Thrust (gaya dorong), yaitu gaya
yang mendorong burung bergerak maju. Gaya ini dihasilkan melalui kepakan sayap
yang bergerak seperti angka 8 rebah (dilihat dari samping). Kepakan sayap
menghasilkan suatu pusaran udara (vorteks) yang dapat memberikan suatu dorongan
bagi burung untuk bergerak maju di udara. Besar-kecilnya gaya dorong ini sangat
bergantung pada kekuatan otot terbang.
Weight (gaya berat), yaitu gaya
tarik gravitasi Bumi. Besarnya sangat tergantung pada massa burung. Arahnya
vertikal ke bawah. Kombinasi keempat gaya ini dimanfaatkan burung untuk
melakukan berbagai atraksi, seperti parachuting (gerak
parasut), gliding (meluncur), flight (terbang ke depan),
dan soaring(membubung).
Nah itulah hubungan ilmu fisika dengan
burung, kalau kita selintas melihatnya pasti dibenak kita cumin terlintas
indahnya pemandangan dan suara kicauan burung itu, namun setelah kita hubungkan
dengan ilmu fisika ternyata berhubungan dengan gaya.
Inilah cerita saya hari ini, apabila ada
kekurangan saya minta maaf karena saya hanya manusia biasa tak luput dari
kesalahan dan khilafan.
terima kasih
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar