Sabtu, 19 November 2016

karangan fisika 16

Selamat membaca....!!!!
                                 belajar fisika......!!!!


Hari ke 16
Rabu, 25 Agustus 2016
Hari ini saya dan teman teman berangkat kulia siang dan kamipun harus berjalan dibawah terik matahari yang sangat panas sekali. Meskipun harus bejalan kaki di atas terik matahari yang panasnya sangat dasyat kami trus melangkah dengan penuh semangat, di tengah perjalanan kami berjumpa seekor burung yang terbang dari suatu tempat ketempat yang lain, burungnya cantik sekali. Dari kejadian itu saya menyimpulkan bahwa ada hubungan antara burung yang terbang dengan ilmu fisika.
Atraksi terbang burung-burung di udara ini ternyata melibatkan ilmu fisika. Ada empat jenis gaya yang terlibat dalam atraksi udara tertua ini.
Drag force, yaitu gaya hambat udara. Gaya ini berasal dari  tumbukan molekul-molekul udara dengan tubuh burung. Arah gaya ini selalu berlawanan dengan arah gerak burung, sedangkan besar gaya ini sangat tergantung pada luas permukaan burung dan kecepatan burung.
Semakin luas permukaan burung, semakin besar gaya hambatnya. Semakin cepat burung bergerak, semakin besar pula gaya hambatnya ini. Suatu ilustrasi yang dapat menggambarkan drag-force (hambatan) udara ini adalah hambatan yang dirasakan saat kita berjalan melawan arah angin yang kencang. Hambatan ini semakin terasa besar ketika kita membuka lengan kita lebar-lebar (memperluas permukaan tubuh kita) atau ketika kita bergerak lebih cepat.
Lift force (gaya angkat) merupakan gaya yang mengangkat burung ke atas. Ada dua hal yang dapat menimbulkan gaya angkat ini: kepakan sayap dan aliran udara yang lewat sayap.
Ketika burung mengepakkan sayap ke bawah, burung menekan udara ke bawah, akibatnya udara akan menekan balik dan mendorong burung ke atas (hukum aksi-reaksi). Semakin cepat kepakan sayap, semakin besar gaya ke atasnya. Itu sebabnya burung merpati yang hendak terbang akan mengepakkan sayapnya secara cepat.
Burung yang berat seperti kori bustard dari Afrika tentu harus mempunyai otot dada yang kuat sehingga mampu mengepakkan sayap lebih cepat untuk mengangkat tubuhnya yang gembrot itu (19 kg). (Karena ototnya keras, daging kori bustard keras.... kurang enak dimakan).
Pada gambar 2 digambarkan aliran udara ketika melewati sayap. Udara yang mengalir lewat bagian atas sayap akan bergerak lebih cepat karena udara ini harus menempuh lintasan yang lebih jauh.
Akibatnya, tekanan di bagian ini lebih kecil dibandingkan dengan tekanan udara di bawah sayap. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya angkat pada burung. Semakin melengkung (semakin aerodinamis) sayap, semakin besar gaya angkatnya.
Thrust (gaya dorong), yaitu gaya yang mendorong burung bergerak maju. Gaya ini dihasilkan melalui kepakan sayap yang bergerak seperti angka 8 rebah (dilihat dari samping). Kepakan sayap menghasilkan suatu pusaran udara (vorteks) yang dapat memberikan suatu dorongan bagi burung untuk bergerak maju di udara. Besar-kecilnya gaya dorong ini sangat bergantung pada kekuatan otot terbang.
Weight (gaya berat), yaitu gaya tarik gravitasi Bumi. Besarnya sangat tergantung pada massa burung. Arahnya vertikal ke bawah. Kombinasi keempat gaya ini dimanfaatkan burung untuk melakukan berbagai atraksi, seperti parachuting (gerak parasut), gliding (meluncur), flight (terbang ke depan), dan soaring(membubung).
Nah itulah hubungan ilmu fisika dengan burung, kalau kita selintas melihatnya pasti dibenak kita cumin terlintas indahnya pemandangan dan suara kicauan burung itu, namun setelah kita hubungkan dengan ilmu fisika ternyata berhubungan dengan gaya.
Inilah cerita saya hari ini, apabila ada kekurangan saya minta maaf karena saya hanya manusia biasa tak luput dari kesalahan dan khilafan.



terima kasih 
:)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar